Assalamualaikum anak laki-laki Bunda!
Bulan ini alhamdulillah langkah pertama kita dalam ber-ASI tunai sudah, tapi inget yaaa.. baru langkah pertama! masih ada 2 langkah di depannya. Selamat untuk Arsa dan Bunda *prok prok prok* Walau ini pengalaman kedua Bunda dalam hal menyusui, tapi teteup.. tantangannya beda. Hari Jumat, 2 Januari 2015 jam 21.50 Arsa lahir dengan sehat dan selamat. Walau ya, saat keluar dari rahim Bunda, kamu gak langsung nangis dek. Bunda gak tau (inget) percisnya seperti apa, tapi yang pasti saat Bunda sudah merasa mengeluarkan kamu, kamu memang gak langsung menangis. Yang nangis malah Abeh, usap-usap kepala Bunda. Waktu itu Bun mikirnya, wah Abeh terharu nih dengan proses persalinan yang ngebut gini, taunyaaa.. Abeh nangis karena kamu gak langsung nangis pas keluar. Padahal kan bayi yang ‘normal’ salah satu cirinya adalah menangis keras saat keluar dari rahim Bundanya. Nah, karena gak menangis itu, Suster melakukan sesuatu.. entah menepuk-nepuk atau mengambil cairan di dalam tubuh kamu, entah gimana caranya ya.. Bunda waktu itu sudah lemes banget, dan perjuangan belum selesai. Bunda masih harus mengeluarkan plasenta, dan menerima jahitan. Tapi alhamdulillah, setelah itu kamu menangis dengan kuat, dan langsung cuss IMD di dada Bunda. Campur aduk rasanya mendekap kamu dek.. kebayang-bayang perjuangan kita berdua saat kamu masih dalam kandungan, cerita lengkap ada disini. Allahurabbi.. Setelah 1 jam di ruang persalinan, kami langsung menuju ruang rawat inap. Ruang rawat yang sama seperti dulu Bunda melahirkan kakak Amaya, cerita lengkap proses melahirkan kakakmu, ada disni.
Tentang ASI, Bunda gak pernah cek-ricek apa sudah keluar atau belum, atau mencoba memerah dengan teknik marmet. Bunda langsung saja memposisikan kamu dipangkuan Bunda, posisi yang sungguuuh Bunda kangen sekali. Posisi menyusui terbaik. Setiap ada perawat atau keluarga yang tanya apa ASInya sudah keluar, Bunda jawab alhamdulillah sudah. 24 jam pertama hidupmu, kamu anteeeng banget, jarang nangis kecuali pipis. Menyusu hanya sebentar-sebentar. Suster bilang itu wajar, bayi baru lahir masih sering tidurnya. Tapi eh tapi, malam pertama kamu lalui dengan anteng, Bunda hanya terbangun 3 kali deh, itupun karena kamu pipis saja. Menyusu sekitar 1 menit, lalu tidur lagi. Bunda ada perasaan gak enak saat itu. Dokter Anak yang visit esok harinya mengatakan hal yang sama dengan suster, kalau bayi baru lahir memang sering tidur. Hari ke3, kita pulang ke kontrakan di palbatu. Anehnya, saat keluar RS, kamu gak di cek dulu bilirubin (kuning), padahal saat melahirkan kakak Amaya dulu, sudah lengkap imunisasi awal + cek gol darah + bilirubin. Katanya itu prosedur baru di RS. Bunda diminta datang saat usia kamu 1 minggu untuk cek bilirubin. Nah, selama 4 hari di rumah itu proses menyusui kamu masih terasa mengganjal. Kamu seperti gak semangat gitu loh nyusunya. Sudah di rangsang macem-macem, tapi tetap saja Bun perhatikan hanya bisa bertahan 4menitan. Setelah itu kamu tidur lagi. huhuhu.. Hari ke7 kita berangkat ke RSI untuk cek bilirubin, Bun sudah siap dengan chart bilirubin dari milis sehat, sebagai pegangan Bun tentang hasil nilai bilirubin kamu. Mengingat, banyak banget kasus Dokter Anak yang seringkali gak terbuka soal kuning ini, sering banget minta di sinar, padahal gak harus disinar, maaap ya para dokter, saya yakin itu hanya oknum. Hasil cek lab kamu, nilainya 11,7, menurut chart yang Bunda liat itu masih batas normal. DSA di RSI bilang : masih kuning banget, disinar ya. Bunda bilang, Bunda tau kok tentang bilitool, cek di bilitool (dot) org, eh terus dokternya bilang yaudah gak kenapa gak disinar juga, asal disusui terus. Nah, terus Bun cerita lah soal durasi menyusui kamu yang irit itu. Lalu dokternya nulis resep, mata dokter ke kertas resep, sambil bilang “ini saya resepin vitamin, biar sehat, biar nafsu menyusunya meningkat” Hiks.. sedih banget.. walau Bunda bukan lulusan kedokteran, kebidanan, atau bidang kesehatan lainnya, tapi kan Bunda belajar di milis sehat. Gak ada yang namanya vitamin macam itu. gak EBM banget. Nak.. semoga kalau kamu sudah besar, terus ditakdirkan jadi Dokter, jadilah dokter yang ‘lurus’ ya, yang kooperatif, yang mengedukasi pasien, yang rasional kalau kasih diagnosa dan obat. 2 hari setelah dari RSI itu frekuensi menyusui kamu masih gak oke, ditambah ada bintik-bintik di tengkuk kamu. Akhirnya kami memutuskan untuk ke RSCM, karena keterbatasan waktu, Abeh dan Bunda memilih RSCM Kencana Kiara yang keren itu (weksss..) Ketemulah kita dengan Dokter Bernie di poliklinik tumbuh kembang anak, pas pertama kali ketemu rasanya wow banget. Dokternya kece dan gaul gitu 😀 Setelah menyapa dan mempersilahkan kita duduk, Dokter Bernie bertanya tentang kronologis kasusnya. Lalu Bun menceritakan dengan panjang lebar rinci detail.. akhirnya dilakukan pemeriksaan fisik kamu. Kesimpulannya.. rahang bawah kamu memang agak sedikiiiiiit mundur kebelakang. Jadi, proses menyusui memang butuh usaha lebih keras untukmu dek. Bunda diminta mencatat berapa menit setiap sesi menyusui, diberi targetan harus sekian kali menyusui. Bunda juga dikasih tau kalau kamu gak boleh kenal dot atau sejenisnya, karena efek panjangnya akan fatal. Kamu akan ke-enakan nge-dot ketimbang menyusui langsung sama bunda yang harus mengeluarkan tenaga :D. Tapi, syukur Alhamdulillaaaaah.. satu bulan pertama kita lalui juga, dibulan Februari bisa dibilang Bunda puas banget, karena kamu sudah lancar menyusui! Cihuy, Alhamdulillah 🙂 Selamat ya naaaak.. Usia 2 Bulan lebih dikit kamu mulai masuk daycare. Duh, agak takut juga kamu gak diterima di Daycare Artha Wildan.. karena kamu kan gak boleh pakai boto dot ya, padahal SOP disana ngasih ASIPnya pakai dot.. Akhirnya dengan memohon dan menjelaskan secara rinci ke Bu Susan sebagai kepala sekolah Artha Wildan, dan Bu Ana sebagai guru kelas kamu, kamu dibolehkan masuk Daycare (TPA), Alhamdulillah.. Menjelang usia kamu yang ke-3 bulan, kami sekeluarga pindah ke pinang, Tangerang. Antara senang, sedih, deg-deg-an, takut, semua campur aduk. Tapi bismillah deh, semoga Allah kasih jalan terbaik. Jadilah kita, pindah ke Tangerang bulan Maret akhir itu (2015). Nenek Ipah berbaik hati untuk ikut kita tinggal di Tangerang untuk setiap harinya menemani Kakak Amaya. Sedangkan, kamu selalu Bunda bawa ke kantor naik jemputan kantor Tante Mia (DJA) terima kasih banyak ya Tante Mia udah bersedia direpotin sama Bunda, naiknya di Rest Area Karang Tengah. Jangan tanya apa yang sudah Bunda terima omongan orang-orang tentang Bunda (dan kamu). Bunda sudah menebalkan telinga. Biarkan sajaaah.. setiap orang punya mulut, dan bebas mau bicara tentang apa saja. Tinggal kita saja yang bersikap. Stay cool boy! Kamu tumbuh dengan menggemaskan, kenaikan Berat badan kamu pun naik cukup signifikan. Banyak yang menyangka kamu lahir dengan BB diatas 3kilo, padahal kan.. 3kilo kurang 100gram :p Bulan ini, usiamu 6 bulan, Berat badanmu sudah 9.3kilo, Panjangmu 70cm, dan Lingkar kepalamu 44cm. Imunisasi wajib pemerintah lengkap sampai 6 bulan ditambah imunisasi Rotavirus, dan PCV. Sehat-sehat ya Nak.. ini tidak mudah, tapi insyaallah ada hikmahnya ya 🙂 #senyum dulu. Nih, Bun kasih foto kamu saat pertama kali makan 😀